Kamis, 23 September 2010

Hujan di hari selasa

masih ingatkah hujan di hari selasa kemarin tepatnya tanggal 21 september 2010, hujan turun membasahi rata diseluruh jakarta mulai pukul 13.00 s.d malam hari.
bagus deh kalau masih ingat, itu pun untuk anda yang merasakannya, karena bagi mereka yang tidak keluar kantor atau kebetulan masih tertidur pulas dirumah, hari selasa hanya hari lain yang biasa saja, berbeda dengan saya dan anda yang mengalami pengalaman luar biasa melintasi jakarta dengan hujan ditambah angin lebat dan kondisi jalan raya yang hampir tidak tersisa jalan tanpa macet karena banjir melanda.

yup hari selasa dijakarta dengan banjir dimana-mana. yang menjadikannya istimewa kenapa saya rela-relaan keluar kantor dan menjemput banjir karena ada janji dengan beberapa client saya disebuah perusahaan BUMN di kawasan D.I Panjaitan (fly over cawang), client loyal sangat loyal malah, oleh karena itu dari kantor saya sudah membulatkan tekad bahwa tidak akan ada satu hal-pun yang dapat menghalangi saya.

ya benar! saya adalah marketing sejati yang konsisten..hehehehehe...
hari itu memang sangat istimewa, lantaran saya sudah lama sekali tidak mati-matian menjemput halang rintangan karena unproductive - an saya yang mellow hellow dan tidak bersemangat selama beberapa minggu ini. rasanya seperti kembali kejati diri dan gila-gilaan lagi.

perjalanan saya dimulai dengan menyusuri jalan hayam wuruk menuju manggarai-tebet untuk meraih pancoran agar langsung tiba di cawang, namun rencana tidak berjalan mulus, karena angin kencang dan hujan lebat mulai menghadang di manggarai, bergegas saya memasang jubah perang saya "jas hujan". mulai tebet jalan raya sudah tergenang untung saja kuda besi saya yang matic memiliki knalpot yang lumayan tinggi jadi banjir sebetis orang dewasa itu dapat terlewati walau dengan hati deg-degan melihat beberapa motor lainnya yang sudah menepi karena mogok. tepat di pertigaan tebet menggarah pancoran dan kp.melayu macet meradang namun banjir pun tidak kurang, saya langsung belok kiri untuk berencana melintas dijl. raya kp. melayu namun banjir dan macet tambah menjadi membuat saya tetap melaju ke arah perumpung dan berencana putar balik mengambil jalan raya cawang.

ternyata diluar dugaan banjir malah lebih tinggi diterowongan perumpung, motor yang mogok lebih banyak dan macet tambah menggila, saya tidak bisa mundur, dengan menggigil karena jas hujan tidak mampu lagi menahan air yang rembes ke jaket, blazer dan kemeja saya, saya tetap melaju dan melawan banjir, "matic saya masih tangguh" gumam saya dalam hati, macet makin tidak terhindari di terowongan halim kearah cililitan dan banjir lebih tinggi dari sebelumnya, saya ngeri namun semangat tak kunjung padam, prihatin melihat beberapa kendaraan mogok membuat semangat saya makin terbakar, plang perusahaan client saya sudah terpampang di seberang jalan persis di samping apartemen cawang yang baru, yang kabarnya oleh ulah pembangunan apartment tersebut jalan raya selalu banjir walau hujan sedikit.

akhirnya saya mampu touchdown dilampu merah UKI, hanya 150m dari lampu merah tersebut saya sudah sampai ditujuan saya, tapi tantangan tidak berakhir disana saja, puncak dari petualangan ini justru terletak persis didepan kantor client saya, bukan sebetis, tapi sepaha orang dewasa, orang-orang yang biasa menjadi pak-ogah atau kernet di jalan tersebut mendadak menjadi baik hati mereka menawarkan jasa mengangkat kendaraan bermotor untuk menyebrang trotoar agar mendapat jalan yang kapasitas banjirnya tidak parah. saya mengiyakan bantuan salah seorang bapak2 yang berpakaian dinas supir dari perusahaan taksi ternama "burung biru" tapi sesudahnya saya menyesal, karena dengan menyebrangi trotoar ini langkah saya semakin jauh bahkan tidak mungkin bisa memasuki kantor client yang berada persis didepan saya. apalagi ternyata bapak yang membantu saya ternyata bukan tanpa pamrih, beliau meminta imbalan, saya merogoh beberapa lembar uang kertas 2000-an.

saya hopeless dan menyandarkan motor saya dipinggir jalur cepat uki cawang. saya memutarkan pandangan kesekeliling saya, riuh rendah suara klakson dan wajah-wajah kecewa pengendara sedan yang mobilnya stuck ditengah banjir. saya meraih smartphone dan men-dial nomor handphone client. hujan ikut membasahi handphone saya, diseberang sana ada yang menjawab panggilan saya, tidak ada kata yang keluar selain "bapak, mohon maaf saya telat, saya ada diseberang kantor bapak, mohon tunggu 5 menit lagi".

saya mengerti betul syarat menjadi marketing yang sukses, penampilan prima adalah salah satu syarat utamanya. namun pakaian basah tidak bisa menghalangi saya bahkan mengecewakan client saya yang sudah menunggu lama. kembali saya nyalakan mesin motor dan memarkirkannya dijalur putar balik cawang-cililitan, saya raih kantong plastik yang berisi sepatu highheels menyebrangi banjir. saya dapat merasakan arus yang menghadang badan mungil saya dan saya juga dapat merasakan betapa air hujan yang dingin dengan genit membasahi paha bagian atas saya.

beberapa security nampak kaget dan terheran-heran melihat sosok wanita imut yang lucu juga manis dan masih beratribut jas hujan lengkap dengan helm berusaha meraih kantor BUMN jenis usaha property itu, saya mencoba membuyarkan wajah heran mereka dengan sedikit pertanyaan dan gurauan gurih dan garing "kayaknya tidak bisa pulang cepat nih pak :D ".

usaha keras selalu berbuah manis, saya di sambut dengan jamuan teh hangat dan pulang membawa beberapa aplikasi pembukaan rekening yang akhir bulan dapat dilaporkan sebagai hasil kerja agar tetap gajian :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar